WALAUPUN DUNIA LAGI DEMAM BOLA, TAPI CUMA BOLA MATA KAMU YANG BIKIN AKU DEMAM. :D. HAHAHALAY

Sabtu, 09 April 2011

Mencintai atau Dicintai ???

Dipagi yang basah, sehabis
hujan.
Lagi-lagi senantiasa tergelitik
dengan pertanyaan teman, hehe.
Kali ini yang ingin ku diskusikan
lebih lanjut adalah tentang pertanyaan teman aku tadi. Agak-agak menarik
pembahasannya. Secara
ngebahas soal cinta. Halah,
emang gak ada habisnya kalo
bahas yang satu ini.
Pertanyaan yang sederhana
memang, namun butuh sesuatu
yang istimewa untuk
menjawabnya. Aku kutip
sedikit pertanyaan Icha.
“cha : kalo d.suruh milih
mending dicintai atau
mencintai ?? (pertanyaan
klasik , tapi saya pun belum
menemukan jawabannya) ”
Kalian tertarik untuk
menjawabnya??? (di
monggokan,hehe)
seperti pada note Icha,

Kujawab: “aku lebih memilih
mencintai”,
mungkin dianggap sedikit
berani (ceileeee …:P). betapa
tidak, karena orang lain lebih
banyak memilih atau menuntut
untuk dicintai. Mungkin orang-
orang tersebut menganggap
dicintai itu “lebih merasa
aman” “lebih merasa dihargai”
“lebih merasa disayang” “lebih
merasa diperhatikan” dan
“lebih-lebih yang lainnya”. Gak
salah, karena memang fitrah
manusia, apalagi kalo
perempuan, biasanya memang
lebih ingin dicintai, disayang
dan diperhatikan (aku kan
perempuan jadi tau banget apa
yang diinginkan hati seorang
perempuan, halah!). dan ini
yang menjadi alasan kenapa
aku lebih memilih untuk
mencintai “karena terlalu
banyak orang yang memilih
dan berharap lebih dicintai.
Nah, kalo gak ada yang
mencintai, apa mungkin ada
yang dicintai ?” alasanku yang
lain adalah hanya dengan
mencintai kita belajar apa itu
ketulusan. Hanya dengan
mencintai kita belajar apa itu
keikhlasan. Hanya dengan
mencintai kita belajar apa itu
memberi.
Dan karena bagiku, mencintai
adalah memberi. Titik segede
bola+stadionna+tempat
parkirna dugi ka pagerna :P.
Kalo mencintai adalah
memberi maka dicintai adalah
diberi (merunut pada kalimat
aktif dan pasif). Dan Bukankah
tangan diatas lebih baik dari
tangan dibawah???
(ungkapannya gak nyambung
kali ya …haha. Tapi kira-kira
begitulah ^.^).
Wajarnya sebagai manusia
adalah ketika kita mencintai,
selalu saja ada harap untuk
dicintai. Wajar. Sekali lagi
wajar. Tapi hal yang perlu
diingat, dicintai adalah efek
dari mencintai. Hanya efek.
Seperti kita menanam
kebaikan maka yang akan kita
dapat adalah kebaikan pula.
Dan hanya Allah yang akan
membalas setiap kebaikan
kita. Dan Allah yang akan
membalas setiap perasaan
cinta kita.
Percayalah, banyak diluar sana
yang membutuhkan cinta dan
kasih sayang kita. Ada anak-
anak jalanan, orang fakir
miskin, anak-anak yatim piatu.
So, masihkah gak memilih
untuk mencintai???
Emm…tapi tadi pembahasan
mencintai dan dicintai di note
Icha ada sedikit
kepembahasan soal jodoh
(wah, kayaknya lebih menarik
lagi, haha).
Kalo soal jodoh aku lebih
memilih sikap apatis dari
memilih mencintai ato
dicintai.
Karena bagiku agak sedikit tak
penting (walaupun kadang hal
itu tak bisa diabaikan oleh
hatiku yang sering berada pada
titik terlemah), apakah jodoh
kita adalah orang yang kita
cintai tapi dia tidak mencintai
kita? Apakah jodoh kita adalah
orang yang tidak kita cintai
tapi dia mencintai kita? Apakah
jodoh kita adalah orang yang
kita cintai dan mencintai kita?
Sekali lagi itu jadi hal yang
sedikit tak penting. Karena
setelah Allah menghalalkan
dia untuk kita, kewajiban kita
adalah mencintai. Senantiasa
belajar mencintai pasangan
hidup kita lalu menjaganya.
Terlepas apakah kita pernah
mencintainya atau tidak
sebelum pernikahan.
Sebelum mengakhiri note ini
ingin ku katakana sesuatu yang
indah (semoga begitu, hehe)
mau kah kutunjukan sesuatu
yang indah???

Mencintailah dalam diam.
biarkan hatimu dan Allah saja
yang tau bagaimana kamu
mencintainya. titipkan saja
segala rasa dan derap hatimu
padaNya. titipkan saja segala
pengharapanmu akannya pada
Allah. cukup ini jadi rahasia
hatimu dan Allah. tak perlu dia
ataupun oranglain tau rahasia
ini. percayalah. jika kamu bisa
melewati ini, semua akan indah
pada waktunya. Sampai kelak
dia halal bagimu, namun jika
Allah mentakdirkan oranglain
sebagai pendamping hidupmu,
percayalah itu yang terbaik
bagimu. Karena Allah lebih tau
mana yang terbaik bagimu.
Serahkan saja semua padaNya.
Dan jika cinta itu tetap dalam
fitrahnya hingga kalian mati,
maka kalian mati syahid.
Insaallah …
waalahualambissawab…
maka mencintailah dengan
cinta yang paling sempurna,
dengan cinta paling istimewa,
dengan cinta paling indah.
Mencintailah karena Allah.